Kisah Pilu Seorang Bapa (H) Pembuat Gitar Bas.

 Ada satu bapa, dulu sa panggil Dia bapa H, panggilan itu bukan karena ada Arti. Tapi, waktu itu sa lihat di identitas (KTP) bapa Dia yang tertulis Dia pu nama (Yoseph), jd panggilan H itu sa ambil dari huruf paling akhir itu dan menjadi sa pu panggilan sehari-hari waktu sa di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

Sa bapa itu, paling senang main dengan saya waktu itu. Sewaktu saya SMA ada sa pu kisah menarik dengan bapa Dia. Jadi, satu kali ini, sa dengan sa pu adik-adik kitong ke (PCPR) salah satu tempat di Yahukimo. Di PCPR bapa H menanam banyak kacang, pisang, ubi dan masih banyak tenaman lainnya.

Kemudian, keseharian bapa H ini selain Dia berkebun. Dia juga suka membuat karya seni, misalnya (safiyap) safiyap itu pakaian adat suku yali yang dibuat dari tali rotan. Karena di Yahukimo masih banyak tali rotan sehingga bapa H juga sering ukir safiyap banyak.

Kembali ke cerita tadi. Jadi, waktu itu sa dengan sa pu Ade 2 kita ke PCPR. Tempat dimana bapa H sering istirahat sewaktu-waktu Dia cape. Gubuk yang sederhana nan pesona itu membuat kami nyaman untuk menyantai. Setelah kami sampai di sana tidak ada bapa H. Padahal biasanya bapa H selalu ada dan menyambut kedatangan kita dengan lagu-lagu sederhana kalau tidak biasanya siul-siul, tetap hari itu trada terdengar lagi suara di gubuk sederhana itu, terlihat sepi seolah tak ada penghuni.

Waktu itu, Karena kebiasaan bapa H sering menaruh makanan dan buah-buahan hasil dari kebunnya, kami yang mengetahui hal itu ditambah lagi kami berjalan kaki dari sosial menuju PCPR yang jaraknya sangat melelahkan pun, kita makan apapun yang di gubuk itu dengan lahap seperti milik kita. Karena memang ketika kita melakukan hal semacam itu, bapa H tak pernah marah ataupun pukul. Dia hanya senyum dan hanya bilang td mengapa. itu kata yang sring bapa H ucapkan.

Namun, kali ini kita tidak menyadari bahwa apa yang kita lakukan pada sore itu adalah kesalahan yang fatal. Beperapa menit kemudian, bapa H yang tadinya keluar. Dia mulai batuk-batuk pelan seolah Dia mau mengingatkan kalo bapa H  lagi datang ke gubuk, memang itu Dia sengaja supaya kita mengetahui kalo bapa H datang.

Sore itu, bapa H yang bisanya Rama ketika melihat kita, di halamn gubuk tiba-tiba muka yang tadinya cerah mulai muram seolah melihat sesuatu yang kurang beres di gubuk kecil itu. Beperapa menit setelah bapa H mengecek dalam gubuk kecil, bapa H mulai tanya dengan nada yang berbeda, seperti orang emosi karena kehilangan barang yang paling Dia rahasiakan.

Lalu bapa H mulai tanya dalam bahasa daerah, "yaho kacang tuma san nengkek" artinya; Kam tiga (3) kacang-kacang ini siapa yang kas habis? Tanya bapa H. Lalu kita mulai panik dan menyalakan satu sama lain, akhirnya karena kami takut, sa dengan sa pu Ade (YL) menyalahkan (NS). Akhirnya, sore itu bapa H marah-marah ke (NS) padahal kesalahan kita ber tiga. Setelah bapa H marah, Dia kasih semua kacang yang kita buka untuk bawa pulang. dan sambil kasih sisa kacang bapa H nasihat "jangan terbiasa ambil sesuatu tanpa izin" Jadi, kesalahan kita hari itu, kita makan kacang yang bapa H simpan untuk tanam tanpa sepengetahuan bapa H.

(Part ll)

Sambungan dari cerita di atas. 

waktu itu, Tahun 2015 sa mulai masuk SMA di Smansa dekai Yahukimo, semenjak saya SMA Saya sangat hobi skali dengan gitar. Jadi, sa beli 2 gitar sekalian dalam tahun ini. Gitar satu khusus untuk sa main di rumah. Dan yang satu, untuk bawa ke mana-mana tergantung situasi. Sejak itu saya gabung dengan salah satu organisasi dari sa pu kampung. Di organisasi ini (IKBM) kami di ajar banyak hal, termasuk bagaimana bisa membawa pujian di gereja. 

Karena hal itu berkaitan dengan sa pu hobi jadi, sa rajin skli ikut organisasi dan ambil bagian di organisasi ini juga. Waktu itu saya dipilih sebagai ketua organisasi, dan banyak hal yang sa pelajari di sana. Selama itu kami sering  diberi kesempatan untuk bawa pujian di gereja, dan kami sering bawa pujian. namun. kami menyani dengan gitar seadanya. Termasuk sa pu 2 gitar tadi kita, gunakan untuk bawa pujian dalam pelayanan hari Minggu.

Sejak itu karena kami sering bawa vocal grup di gereja, saya sempat berfikir untuk bagaimana kita bisa dapat gitar lagi agar bisa membantu kami dalam mengiringi puji-pujian dengan irama yang berbeda di setiap lagu kami nyanyikan. suatu hari saya pulang habis pulang sekolah duduk di samping rumah, tempat kita bikin para-para/ tempat duduk untuk nongkrong dengan teman-teman.

Karena saya baru pulang sekolah, saya duduk dengan seragam SMA di halaman rumah. Siang itu saya dengar suara seseorang, sepertinya tidak asing di telinga saya. Iya ternyata benar itu bapa H yang datang, datang sambil putar lagu wamo-wamo (PNG) yang sering dia putar. lagu ini de pu judul, "Kumpulan lagu wamo-wamo" yang bapa H kirim dari konter. Setelah Dia menghampiri saya bapa H tegur, 

Ahwi sekarang mau ke sekolah ka? 

jawab saya, trada bapa. 

Bapa H, baru kenapa pake seragam.

Saya, bapa nih orang baru pulang.

Bapa H, Iyo ganti cepat.

Setelah sa ganti seragam, sa keluar menghampiri bapa H, lalu bapa H senyum dan kasih saya 5000. Jadi, sa ke depan beli Aqua. Setelah sa balik, dan sambil main gitar tadi, sa cerita. 

Saya, bapa H kita sekarang menyanyi di gereja tapi kekurangan gitar jadi tak bisa main dengan versi lain o.

Bapa H, Iyo Kam pikir bapa bikin apa di depan mimbar itu, bapa senang kamu menyani jadi, bapa rekam semua ini. Sambil kas tunjuk video hasil perekaman pake hp (Mito panjang) yang speaker nya besar itu. Jadi, supaya sa dengar bapa H tambah kasih besar volume.

Saya, bapa H ado kas kecil sdhh.

Hari itu saya sempat bicara kalo, andaikan kita punya gitar bas ada, pasti kita main musik bagus. Hari sudah sore dan bapa H balik ke tempat Dia tinggal di PCPR. Tiga hari kemudian, hari Sabtu subuh ada orang ketok pintu belakang, sa pas lihat keluar. Ternyata bapa H, Dia datang dengan memikul barang besar di belakang. sontak sa kaget dan tanya:

Saya, bapa H bawa apa nih.

Bapa H, kemarin lalu bilang butuh gitar bas itu yang bapa bikin gitar bas dari kayunya langsung ini.

Ternyata benar bapa H dengar serius apa yang sa keluhkan tiga hari sebelumnya. Saya sangat terharu tambah senang, karena bapa H buat gitar bas ini tidak seperti dari mebel, tapi bapa H buat langsung dari pohonnya. Dan melebihi tukang mebel dan jauh lebih bagus dari gitar bas buatan mebel.

Dan setelah bapa H buatkan gitar bas akhirnya kami semangat untuk menyanyi lagu puji-pujian Rohani di gereja dengan versi mambesak. Dan selalu kami tampil di mana pun jika ada undangan. Jadi, bapa H ini salah satu bapa yang sangat sederhana tapi selalu support dalam segala hal.

Setelah lama tak bertemu, hari ini 27 oktober 2023 subuh waktu Indonesia Barat ada telepon berdering di handphone saya, ternyata saya di telepon oleh anak pertama dari bapa H:

saya, Halo nare halabug.

 Nare hari ini pukul 02:52 bapa H sudah pergi meninggalkan kita semua dari rumah sakit umum Dekai. Saya yang dengar berita itu sangat sedih dan td percaya atas berita itu.

Tapi, dalam telepon itu anak pertama dari bapa H meyakinkan saya bahwa bapa H sudah benar-benar pergi, dan ia sampaikan bahwa,

Nare sebelum bapa H meninggal Dia titip pesan ke saya bahwa, jika saya pergi nanti, sebelum kastau orang lain, jangan lupa kastau sa pu anak duluan. Jadi sa tlpn hat duluan. Kata anak pertama dari bapa H. saya mendengar berita ini sangat sedih dan tak bisa berkata-kata.

akhir dari cerita ini, saya secara pribadi sangat terpukul dan turut berdukacita atas kepergian bapa H, bapa H yang adalah bapa (Yoseph Yin) yang sa kenal oranya rendah hati dan td bicara banyak. Terlepas dari sakit apapun yang menyakiti Dia sampai berhembus nafas terakhir. Saya hanya ucapkan selamat jalan bapa Qu, terima kasih sudah menjadi bapa ketika saya jauh dari orang tua sejak itu.

2 Timotius 4:7 (TB) Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

Selamat Jalan bapa H (Yoseph Yin)

Sumber Photo: Goole.com.


Marapna

Marapna merupakan sebua media independen yang dibuat untuk kepentingan masyarakat luas dalam jangkauan unformasi, terutaman seputar tanah papua. sekian dari kami, terimakasih dan Tuhan berkati.

.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama