Mahasiswa Yahukimo Terancam Berhenti Kuliah Akibat Masalah Dana Bantuan Studi.

 


Kantor Bupati Kab Yahukimo, Sumber Photo: https://papuabangkit.com/2023/03/17

PARA- Mahasiswa asal Yahukimo, yang berkuliah di Papua maupun di luar Papua, terancam berhenti kuliah, bahkan ada pula yang dikeluarkan dari Kampus akibat keterlambatan  penyaluran Bantuan Studi.

Badan pengurus Himpuna Pelajar Mahasiswa Yahukimo (HPMY) se-Jawa bali dan Komunitas Pelajar Dan Mahasiswa Yahukimo (KPMY),  mendesak Pemerintah Kabupaten Yahukimo untuk mempercepat proses pencairan bantuan studi, perihal statutus bantuan studi bagi mahasiwa yang sedang aktif, baik di Papua dan di luar papua.

Dalam sebuah desakan yang berjudul "Ijin Menaggapi Terkait Bantua Studi dari Pemda Yahukimo", Yanis Soll menyampaikan beberapa hal, yaitu:

1. Tugas Kami Pengurus KPMY sudah Desak tanggal, 18 Juli 2023 Untuk mempercepat Tranfer, agar Mahasiswa Yahukimo Bisa Meringankan Beban Kuliah di berbagai kampus di seluruh Indonesia.

2. Tanggal 31 Juli Kami Juga Penah Hadirkan Kadis Pendidikan untuk Audance dengan Rektor UNCEN dan USTJ, untuk meminta pepanjangan Waktu pembayaran SPP di kampus, dan hasil diskusi itu  pihak kampus telah diperpanjang sampai tanggal 13 Agustus 2023.

3. Chat pribadi hingga Group kami pengurus desak agar mempercepat proses, namun sampai sejauh ini belum ada yang Tranfer bantuan studi ke Rekening pribadi Mahasiswa Yahukimo.

Sehingga pengurus KPMY mendesak agar pihak Bank Papua, Bank BRI dan Dinas Pendidikan agar mempercepat proses transaksi ke Rekening Mahasiswa, karena mengingat jam kerja kantor tersisa tiga hari, jika lewat dari tanggal yang telah ditentukan maka untuk selanjutnya mahasiswa cari jalan sendiri,”tegas Soll.

Tak terlepas dari itu, Penunggakan pembayaran biaya kuliah dan biaya hidup menghambat keberlangsungan proses studi dan kesehatan pskis mahasiswa. Beberapa mahasiswa yang telah menerima surat peringatan secara tertulis dan lisan mengenai pembayaran biaya kuliah yang terlambat, serta beberapa mahasiswa yang sudah dikeluarkan dari tempat tinggal sudah dan sedang mengalami depresi yang tinggi.

Dampak daripada masalah ini, beberapa mahasiswa terancam Drop Out (DO). Jumlah mahasiswa dengan situasi  sangat mendesak per data secara lisan dan tertulis hari ini tak bisa dihitung, badan pengurus Korwil yang dipercaya untuk mendatai mahasiswa pun sangat kesulitan dalam memberi informasi yang akurat kepada Mahasiswa karena, informasi yang diberikan oleh Dinas P&D masih simpang-siur dan tak jelas kebenaranya.

Mempertimbangkan ketiga poin di atas, kami meminta bantuan kepada pemerintah Yahukimo dalam hal ini, pihak Sekretaris Daerah agar:

1. Mengambil kebijakan dengan mendiskusikan status mahasiswa di papua dan di Luar Papua yang Nasibnya terancam Drop Out (DO) ini.

2. Menindaklanjuti permasalahan ini kepada pihak universias.

3 . Bersama Bank Papua, BRI and P&P Kabupaten Yahukimo menyurati setiap Universitas di Papua maupun diluar papua perihal bantuan studi di atas dan memberikan alasan atas keterlambatan ini kepada pihak universitas untuk memberikan dispensasi dan bersifar sangat segera.

4. Kami minta kepada pemirintah Yahukimo agar pengiriman bantuan studi kembalikan pada mekanisme yang sebelumnya, bahwa kirim melalui Rekening Korwil. Agar mahasiwa tidak mengalami kendalam dalam membayar SPP di kampus.

 

(Editor: Sehend Sama)



 

Marapna

Marapna merupakan sebua media independen yang dibuat untuk kepentingan masyarakat luas dalam jangkauan unformasi, terutaman seputar tanah papua. sekian dari kami, terimakasih dan Tuhan berkati.

.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama