Kumpulan Puisi Dari Jalanan.
(1)
Hari semakin gelap,
Bumi mulai berdamai dengan kebisingan.
Tak ada lagi simfoni yang berkicau, lantas kesepian makin merona di sana sini.
Tak ada lagi perumahan yang terlihat jelas, lantas pernik mulai hiasi kota, lorong-lorong di ganti lampu jalanan.terlihat indah disana..
Si bocah malang nikmati dari kejauhan, bocah bernama bukit bintang,si jago pemadam amarah,teman setianya sunyi,si pandai memanjangkan sunyi.
Dari jalanan...
(2)
Sunyi....
Angin malam bertiup rendah, seperti menghantarkan dama seutuhnya, ia meniup Mega putih entah hilang kemana,
Nastabala pun munculkan kabut seolah tak ingin aku sendiri,gelabah dan tangis menjadi teman curhat seketika si bocah kecil mengigil kedinginan.
(3)
JANGAN PACARAN SAMA AKTIVIS
Jangan!!
Jangan pacaran sama aktivis!!!
Di tak punya banyak waktu untukmu yang manja
Menuruti keinginanmu seolah menjadi penjaga
Baginya idealisme adalah kehidupan
Kamu adalah pilihan
Dan prioritasnya adalah kebenaran
Jangan!!!
Kamu tak akan kuat
Apalagi kalau kamu cemburuan
Karena dia akan menjadi objek pandangan
Kecuali jika kamu seorang pejuang
Yang siap menjadi rahim peradaban
Dan menjadi bunga revolusi di masa depan.
(4)
Keruntuhan kerajaan cinta begitu lara jatuh menepi di ujung senja terseret arus dalam duka berserakan segala sampah Surjana
Tersimpan sebuah kertas dalam saku
Tertulis rahasia dalam rangkaian aksara ada kalimat rindu nan menggebu lalu terbuai dalam alunan suara
Ingin menjauh dari nista musnahkan ribuan rasa dan dosa terbingkai dalam kalbu nan dipinta mahluk kotor akan pergi dengan menderita
Indonesia 19 Juli 2021
(5)
Menuju tengah malam, kopi saya
menyembah sunyi. la tak henti
beribadah; diteguk saya
Maaf bibir saya yang pemalu,
yang hobinya dikekang diam.
Bahkan untuk sekadar bercerita
rindu dan mencintaimu.
Lalu jika kopi adalah ungkapan
hati, apa kabar mereka yang
menikmatinya sendiri?
(6)
Hilang.
Telah lama kau menarik jiwa ini dengan indah, kau berjanji mengantarkan dama pada sang senja nan pesona. Kini janji itu telah sirna dan hanyut bersama sunyi si jago pengantar rindu.
Pade sa rindu skli!
(7)
Rumahku bukan Tanah kosong.
Di matrik kota ini,ku membacang sakitnya jeruji besi, yang tak memberi ruang untuk merasakan dan melihat indahnya Nabastala.
ku biarkan kau merajalela di rumahmu Tanpa melihat kalbu ini, yang kian kali datang dan jujur tentang para gorilya di rumahnya, Sebab rumahnya di kena bencana yang datang silih berganti.
Namun tak juga didengar deritan itu,deritan itu kini tubuh menjadi luka,luka yang bernama LUKA BATIN,ku terdayuh melihat pemilik rumah,
Rumah mereka tak Kalis pula seperti dahulu,kini sirna sebuah harapan, hingga harus gelabah melihat genosida,
Citta anak bangsa pun dijadikan lelucon oleh para benawat istana negara,pada siapa lagi kita harus mengadu keluh ini,
Seolah tak punya harapan di negeri sulap ini, sepertinya kita tak punya ruang..iya memang kita td punya ruang di sini kawan.
Semoga Bagaskara yang terbit dari ufuk timur itu, membakar semangat pejuang untuk selalu teguh dan pertahankan posisi.
Walau kadang tak Sudi untuk membacang kerasnya alur kehidupan ketika harus berada di jalan untuk membela,suara yang tak tersampai.
Sampai kapan Mala ini terus jadi luka batin,kita harus akhiri,iya harus akhiri.jang buat tunas muda merasakan sakit yang sama.
Biarkan Dia tenang dan harsa di rumahnya...Geni ini su nyala, biarkan Dia berkibar tanpa gelisah,sang bintang kejora...
Di Indonesia 29/03/2022
Adakah sajak sunyi temani sepih diamku? resah hati berharap jemari beradu kata di aksara maya, sebab bulan tra menyapa dari tadi, sementara lalu lalang kunang terhenti.
victor.
Photo: Bukit Geulis Bogor Jawa Barat.