Jangan Iri Dengan Milik Orang Lain.

 “Rumput tetangga terlihat lebih hijau daripada rumput di halaman Rumah kita sendiri”

Oleh, Sehend Sama.

Pengantar:

Kehidupan manusia sering kali ditemani oleh perasaan yang kompleks dan bermacam-macam, salah satunya adalah rasa iri. Rasa iri adalah perasaan tidak senang atau cemburu terhadap keberhasilan, prestasi, atau harta milik orang lain. Hal ini merupakan fenomena psikologis yang umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari, namun kita seringkali tidak menyadari dampak negatifnya.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan media sosial, kita semakin mudah untuk melihat kehidupan orang lain dan apa yang mereka miliki. Terkadang, ketika kita melihat kebahagiaan atau prestasi seseorang, rasa iri bisa datang dengan cepat tanpa disadari. Namun, penting untuk diingat bahwa rasa iri hanya akan membawa dampak negatif pada diri kita sendiri.

Dalam tulisan ini, kita akan membahas mengapa kita harus menghindari rasa iri dengan milik orang lain. Pertama-tama, kita akan melihat bagaimana rasa iri dapat merusak hubungan sosial dan mengganggu kesejahteraan emosional kita sendiri. Selanjutnya, kita akan menggali bagaimana rasa iri dapat menghalangi perkembangan pribadi dan menghambat pencapaian tujuan kita sendiri. Terakhir, kita akan mengeksplorasi beberapa langkah praktis untuk mengatasi rasa iri dan mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap keberhasilan orang lain.

Dalam prosesnya, kita akan menyadari bahwa menghindari rasa iri bukanlah tugas yang mudah, tetapi merupakan langkah penting dalam menciptakan kebahagiaan dan keseimbangan dalam kehidupan kita. Semoga tulisan ini dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi pembaca untuk mengatasi rasa iri dan menjalani kehidupan yang lebih positif dan bermakna.

Tulisan ini adalah sebuah motivasi untuk anak-anak muda yang berjuang dalam kehidupanya masing-masing, agar menjadi anak muda yang berpotensi untuk merubah masa depan rumah tangga dan masa depan bangsa yang lebih cerah.

Rasa iri melahirkan kecemburuan soaial.

Sering sekali kita mendengar unggapan yang ada di masyarakat kita bahwa, “Rumput tetangga terlihat lebih hijau daripada rumput di halaman rumah kita sendiri”. Ini adalah sikap yang mengambarkan bahwa apa yang dimiliki orang lain selalu kita anggap lebih berharga dari apa yang kita miliki,Sikap ini adalah cikal bakal dari lahirnya rasa iri.

Di sini penulis akan menceritakan sebua kisah tentang seekor siput dan seekor katak. Semoga kisah ini menjadi motivasi buat kita semua agar selalu berpikir positif dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Sipiut & Katak.

Saya teringat pada sebuah cerita siput dan katak, di sebuah kubangan kecil di area persawahan datanglah seekor singa, padahal saya mau berkisah tentang siput dan katak. Tetapi kenapa ada singa, akhirnya singa saya suruh pulang.

Kembali pada kisah siput dan katak, di area persawahan si siput selalu iri pada apa yang dimiliki katak. Sewaktu hujan turun dengan lebatnya, sang katak melompat kesana kemari mengekspresikan kegembiraanya. Sedangkan siput hanya  bisa terombang-ambing kesana kemari oleh arus air Ketika hujan reda, si siput berkata pada katak. 

Wahai katak, kamu sangat beruntung kamu mempunyai kaki yang lentur dan kuat, sehingga kamu bisa melompat kesana kemari. Sedangkan saya hanya bisa mengandalkan benda yang saya tempeli. Tak lama kemudian terbanglah seekor serangga, dengan sekali lompatan, sang katak bisa menangkap dan memangsanya. Melihat kejadian ini si siput pun iri, hai katak kamu sangat beruntung kamu punya kaki yang bisa melompat dengan cepat, sedangkan aku selalu terbebani dengan cangkang yang sangat berat ini.

Tak lama kemudian terbanglah seekor elang di udara, meilihat ada sebua ancaman. Si siput segera bersembunyi di dalam cangkangnya, dan katakpun melompat secepat mungkin untuk mencari persembunyian. Tapi sayang lompatan katak kalah cepat dari terkaman kaki sang elang, akhirnya sang katak dibawa terbang oleh sang elang dan pasti dimangsanya. Dan si siput selamat berkat cangkangnya.

Dari kisah ini mengingatkan kepada kita, bahwa apa yang dimiliki orang lain belum tentu lebih berharga dari pada milik kita. Jadi, syukuri apa yang kita miliki dan jangan pernah iri dengan milik orang lain.

Kesimpulan.

Setiap makhluk di dunia ini memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing. Meskipun si siput tidak dapat menyamai kecepatan si katak, namun dia tidak harus merasa rendah diri atau iri terhadap kemampuan si katak. Sebaliknya, si siput harus menerima dirinya apa adanya dan berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Dalam kehidupan, seringkali kita dibanding-bandingkan dengan orang lain, sehingga seringkali muncul perasaan iri atau rendah diri. Namun, cerita ini mengajarkan kita untuk fokus pada keunikan dan potensi yang dimiliki masing-masing individu. Alih-alih merasa iri dengan keberhasilan orang lain, kita harus bersyukur atas apa yang telah kita miliki dan berusaha untuk terus berkembang dan meningkatkan diri.

Selain itu, cerita ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya menerima kelemahan dan keterbatasan kita. Bukan berarti kita tidak boleh berusaha untuk menjadi lebih baik, tetapi kita harus memahami bahwa setiap individu memiliki batasan dan kemampuan yang berbeda.

Dengan menerima diri sendiri dan menghargai keberhasilan orang lain, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan saling mendukung. Kita dapat belajar dari cerita siput dan katak bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada menang atau kalah dalam perlombaan, tetapi pada bagaimana kita memperlakukan diri kita sendiri dan orang lain dengan penuh kasih sayang dan penghargaan.

 

Referensi:

-Sastra bijak

-Cak Lontong



Photo Ilustrasi Siput & Katak. Sumber Photo, Merdeka,Com.

Marapna

Marapna merupakan sebua media independen yang dibuat untuk kepentingan masyarakat luas dalam jangkauan unformasi, terutaman seputar tanah papua. sekian dari kami, terimakasih dan Tuhan berkati.

.

berikan kami komentar yang bersifat membangun

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama