Jakarta, 4 September 2024 - Aksi damai yang
dilakukan oleh mahasiswa Katolik Papua di depan Kedutaan Besar Vatikan, Jakarta
Pusat, berujung pada tindakan represif aparat kepolisian. Aksi yang dilakukan
dalam rangka menyambut kedatangan Paus Fransiskus ini diwarnai dengan penolakan
dan perampasan atribut aksi oleh pihak kepolisian.
Sebelum menuju lokasi aksi, gabungan aparat
kepolisian bersama ketua RT setempat mengunjungi Asrama Yahukimo di Jakarta
Timur pada pukul 08:00 WIB, dengan alasan silaturahmi dan memperkenalkan
Kapolres baru. Namun, mahasiswa menolak kunjungan tersebut dan berangkat menuju
lokasi aksi pada pukul 08:30 WIB. Perjalanan mereka diikuti oleh intelijen dan
polisi.
Setibanya di depan Kedubes Vatikan pada pukul
10:00 WIB, para mahasiswa memulai aksi dengan membentangkan poster, selebaran,
dan spanduk yang bertuliskan ayat-ayat Alkitab dan ucapan selamat datang untuk
Paus. Mereka juga mengenakan pakaian adat Papua, seperti koteka, sali, dan
mahkota bulu ayam.
Namun, tak lama setelah aksi dimulai, ribuan
aparat militer Indonesia bersama intelijen yang menyamar mengurung para
mahasiswa. Pihak kepolisian kemudian secara paksa merampas dan merusak atribut
yang dibawa oleh mahasiswa, termasuk spanduk, poster, dan koteka yang dikenakan
oleh salah satu peserta aksi.
Pada pukul 13:45 WIB, mahasiswa memberikan
keterangan pers kepada media nasional dan internasional yang hadir di lokasi
aksi. Mereka menjelaskan bahwa tujuan aksi ini adalah untuk menyambut
kedatangan Paus Fransiskus sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik. Aksi
diakhiri dengan kembalinya para mahasiswa ke LBH Jakarta pada pukul 14:12 WIB.
Setelah beristirahat, 27 mahasiswa yang tergabung
dalam aksi jalan salib tersebut membacakan pernyataan sikap di LBH Jakarta pada
pukul 16:20 WIB. Mereka mengecam tindakan represif aparat yang dianggap
membungkam ruang demokrasi dan merendahkan martabat budaya Papua. Aksi berakhir
dengan kembalinya para mahasiswa ke tempat tinggal masing-masing pada pukul
16:50 WIB.
Akibat tindakan represif aparat, beberapa atribut
yang rusak dan dirampas antara lain:
- Spanduk
bertuliskan "PAUS KE INDONESIA! BAGAIMANA DENGAN PENINDASAN UMAT DI
PAPUA" berukuran 4x1,7 meter.
- Enam
poster A4 bertuliskan ayat-ayat Alkitab.
- Satu
koteka yang dikenakan oleh salah satu mahasiswa.
- Lima
belas salib yang dibawa oleh peserta aksi.