Melihat Noken Sebagai Identitas Budaya dan Sejarah Bagi Orang Papua.

Oleh, Sehend Sama.

Pengantar.

Noken adalah tas tradisional yang dirajut dari bahan alami, dimana dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu yang lama. Satu noken bisa dibuat dan diperkirakan dalam jangka waktu (1) satu bulan sampai dengan ada juga yang memakan waktu yang cukup lama.

Tas  tradisional Papua yang disebut dengan (Noken) membutuhkan beperapa proses misalnya siapkan bahan dan lainya, sebelum penulis melanjutkan tulisan ini, terlebih dahulu penulis menggaris bawahi bahwa, tulisan ini penulis hanya ambil filosofi Noken hanya dari salah satu suku di Papua. Yaitu, suku "Yali".

Suku Yali adalah salah satu Suku yang masuk dalam kabupaten Yahukimo, dimana di kabupaten Yahukimo sendiri memiliki banyak suku, budaya yang berbeda-beda, dan nama "Yahukimo" terambil dari (4) suku besar yakni. Yali, Hubla, Kimyal, dan Momuna, disingkat menjadi Yahukimo. Dari empat suku ini memiliki filosofi Noken yang berbeda namun, disini penulis hanya memulai dari satu Suku "Yali".

Noken bukan hanya sekadar tas fungsional, tetapi juga memiliki nilai budaya dan simbolik yang penting bagi masyarakat Papua. Pembuatan noken dan motif-motif yang diaplikasikan pada tas tersebut seringkali mencerminkan identitas budaya, sejarah, dan kepercayaan masyarakat Papua.

Proses pembuatan Noken 

Tas tradisional atau yang sering disebut dengan Noken oleh masyarakat Papua pada umumnya. Memiliki proses, fungsi, dan filosofi yang unik. Dalam pembuatan Noken/ SUM (dalam bahasa yali) proses yang pertama, mama-mama yali  akan menyiapkan "Hekel" Hekel adalah kategori dari beperapa pohon yang bisa ambil serat. Pohon-pohon Hekel ini berbeda-beda namun, serat yang dihasilkan sama dan setara. 

Sehingga dalam proses pembuatannya, terutama menyiapkan batang pohon henkel kemudian dikuliti lalu dijemur dalam beperapa hari. Setelah henkel dirasa cukup kering makan, proses selanjutnya mengambil serat dari pohon henkel yang sudah dikeringkan. Lalu serat  pohon henkel diguling secara alami menggunakan tangan dan kaki sebagai tempat guling.

Setelah dirasa cukup untuk proses penggunanya, selanjutnya menyiapkan beperapa bahan tambahan untuk membantu dalam membentuk noken/ tas tradisional Papua. Seperti, jarum dari pohon tradisional (Fintarog), dan tali strapping atau (lisarep) dalam bahasa Yali, Kemudian setelah dirasa cukup noken mulai dianyam.

Kemudian Tas tradisional Papua (Noken) yang telah dianyam setelah dirasa cukup, proses finishing nya membuat talli (Sum Ahale dalam bahasa Yali) yang artinya " tali noken" guna untuk memikul di kepala, bahu, dan dimanapun sesuai kebutuhan. Jika noken yang dihasilkan memiliki kuran besar maka, bisa digunakan untuk mengisi umbi-umbian dari kebun maupun apa saja yang dirasa cukup untuk diisi dalam noken. Lalu noken yang kecil bisa digunakan untuk mengisi buku bagi anak sekolah dan mahasiswa, namun bagi orang dewasa atau yang sudah berkeluarga di suku yali sering menggunakannya untuk mengisi rokok, dan keperluan lainnya dalam volume yang kecil.

Fungsi Noken bagi mana-mama Papua.

Fungsi utama Noken bagi Mana-mama Papua, selain mengisi keperluan rumah seperti umbi-umbian dan lainnya. Fungsi utama bagi mama-mama adalah untuk mengendong anak bayi yang baru lahir. Perkiraan usia dari nol sampai (06) enam tahun, Karena bagi mama-mama Papua noken adalah tempat paling ternyaman untuk menidurkan anaknya dan tempat memberi kenyamanan kepada anaknya.

Maka, jangan heran jika kebanyakan dari anak-anak Papua bagian gunung dan siapapun Dia yang lahir-besarnya di daerah pegunungan ketika memiliki julukan " sa anak noken" . Ini adalah bentuk suatu kebanggaan tersendiri bagi mereka yang dibanggakan dengan julukan dan simbol-simbol lainnya. Karena mereka merasa nyaman ketika dibesarkan dalam noken, dibawakan makanan yang diisi dalam noken, dan merasa diberi kenyamanan oleh mama-mama melalui noken. 

Kemudian, Noken juga tak hanya mentok pada karya dan fungsi sebagaimana yang dilakukan mama-mama Papua dalam kehidupan sehari-hari. Di berbagai daerah di Papua noken juga mempunyai nilai tersendiri di dalam lingkup suku dan masyarakat setempat. Yang paling tajam dan terus dan harus dikenang adalah bagaimana mahasiswa Papua memaknai filosofi noken dan mengenalkan tas tradisional/ noken sebagai suatu kebanggaan kepada mata dunia.

Karena, akhir-akhir ini orang melihat nilai Noken sebagai hiasan untuk memamerkan dimana-mana tanpa tau bagaimana cara buat, apa tujuan/makna noken dibuat, dan bagaimana filosofinya. Hal ini mengacu pada Apropriasi budaya yang dikenal dengan menggunakan atribut tanpa mengetahui filosofi dan kegunaan sesungguhnya, Dan hal itu sering terjadi di Indonesia dimana negara ini adalah negara yang mengutamakan nilai-nilai kebudayaan sebagaman diatur dalam dasar negara. Maka, satu hal yang kita sadari bersama adalah bagaimana kita memberitahu makna sesungguhnya kepada dunia luar termasuk Indonesia. 

Filosofi Noken bagi Mama-mama Yali.

Tas tradisional atau Noken tentunya dibuat untuk mengisi barang mahal dan juga barang pribadi yang penting, selayaknya tas-tas yang kami lihat di kota-kota, tetapi ada satu hal berbeda yaitu ciri khas dalam pembuatan noken.  

Ciri khas mama-mama Yali dalam hal buat noken misalnya, mama-mama Yali akan menganyam noken dengan memberikan cela selayaknya jaring. Kemudian mama-mama Papua di suku lain juga mempunyai trik yang berbeda, misalnya mama di bagaimana pesisir. Mereka akan anyam Noken yang tertutup rapih dan tentunya hal ini mempunyai nilai dan makna filosofi yang berbeda. Sehingga dari awal tulisan ini penulis membatasi pada mama-mama dari suku Yali.

Filosofi yang perlu kita petik dari karya seni mama-mama Yali adalah, bagaimana kita maknai pembuatan noken layaknya jaring. Noken yang bercela memberi nilai bahwa, apapun yang diisi dalam noken tersebut harus diketahui oleh banyak orang atau bahasa sederhananya "Terbuka". Mengapa demikian, karena pada dasarnya orang Papua mempunyai nilai kasih yang tinggi dan hal itu sudah ada sejak lama. Dimana mama-mama yali ketika bawa barang berharga sekalipun, tak akan pernah menyembunyikan apa yang mereka bawa dari pandangan orang lain atau tetangga di sekitar mereka. Karena, bagi mereka memberi "Manusia" jauh lebih penting dan berharga dibandingkan benda yang mereka bawa, dan hasil terbaik yang mereka isi dalam noken pasti akan berikan kepada kerabat, keluarga ataupun siapa saja yang mereka temui di jalan.

Disini, bagi Mama-mama Yali nilai kemanusiaan adalah hal paling penting yang harus diutamakan. Dan keterbukaan terhadap lingkungan sekitar menjadi bagian dari filosofi keseharian mereka dalam memaknai kehidupan yang sesungguhnya. Kemudian memaknai noken dalam konteks papua maka, noken yang lurus menggambarkan orang papua berpikir lurus dari sisi nilai.

Tak ada orang papua maka tak ada Noken.

Jika kita melihat dari sisi Sejarah maka, kita akan bertanya-tanya apakah noken ini ada Bersama orang papua di saat pencitaan. Atau siapa yang memberitahukan mama-mama papua untuk merajut noken semnetara Pendidikan mama-mama papua disaat itu bisa dibilang minim. Maka  hal ini menjadi tugas besar yang harus diungkapkan oleh sejarawan maupun generasi papua yang peduli tentang  adanya noken kemudian menguak kebenaran tentang  awal mula penciptaan noken.

Karena, sangat penting jika kita memperkenlkan noken sebagai sesuatu yang mempunya filosofi yang kuat dan unik kepada  dunia luar. Agar noken tak disalah gunakan,karena  dari sisi sejara dan budaya mempunyai Batasan-batasan tenterntu tentang kegunaan noken.Perbedaan dalam menggunakan noken hanya bisa ditentukan oleh mama-mama sebagai perajut, misalnya dahulu ada perbedaan jenis noken  yang di khusukan untuk pria dan Wanita, noekn untuk pria berjenis pendek sebatas lengan. Kemudian noken yang dikhususkan untuk Perempuan berukuran lebih besar dan Panjang, lalu ada juga noken yang dikhuskan untuk bayar Mas Kawin.

Namun, nilai noken saat ini sangat rendah dan tak sesuai ketentuan yang ada sejak lama, jika semua orang papua memaknai noken dari Sejarah dan filose maka orang dari bangsa luar pun akan mengikuti sesua ketetapan yang ada. Ini adalah salah satu cara agar kemudian kegunaan dan nilai noken itu tetap terjaga. Lalu menjadi ciri khas untuk terus dipraktekan oleh generasi muda papua agar, nama bangsa papua pun bisa dikenal melalui noken sebagai perantara.

Kesimpulan.

Noken mempunya Sejarah, filosofi, dan makna tertentu. Namaun, Kepunahan noken akan terjadi apabila hutan papua dikuras habis. Karena akhir-akhir ini banyak sekali istilah yang kami temukan di media sosial. Misalnya “polisi noken” istilah untuk mendegradasi noken, sehingga istilah-istilah baru ini sangat menenggelamkan susbtansi noken dan menghancurkan nilai dengan cara nilai yang berlaku di negara ini.

Untuk mempertahankan nilai noken, generasi papua harus berani merajut noken dan mengajarkan kepada anak-anak di sekolah maupun di komunitas-komutas agar noken menjadi perantara untuk memperkenalkan bangsa papua di mata dunia. Karena bepera tahun ke depan anak cucu tak akan tau noken dibuat menggunakan pohon apa dan filosofi dan maknanya seperti apa.

Maka, selain menerapkan Pendidikan merajut noken di papua tak lupa juga mempertahankan hutan papua sebagai sumber kehidupan bagi orang papua. Agar Sejarah dan Pendidikan yang datang dari alam tak berhenti pada generasi saat ini. Bangsa papua yang  kini di ambang pemusnaan, bisa merasakan damai apabila banyak orang papua yang sadar akan tanah air sendiri dan menjaga hutan sebagai Ibu.

 Photo: Ilustrasi noken dan Mama Papua.


Marapna

Marapna merupakan sebua media independen yang dibuat untuk kepentingan masyarakat luas dalam jangkauan unformasi, terutaman seputar tanah papua. sekian dari kami, terimakasih dan Tuhan berkati.

.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama