Kemanusiaan adalah konsep yang mendasari nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan martabat, empati, dan perlindungan terhadap hak-hak dasar semua individu. Ini merupakan dasar dari banyak norma sosial, hukum, dan etika yang mengatur cara kita berinteraksi dan memperlakukan sesama manusia. Maka, kemanusiaan yang adil dan beradab itu harus ditegakan di dunia ini termasuk bagi rakyat papua.
Oleh, Sehend
Sama.
Pendahuluan.
Bangsa Osage
adalah sebuah kelompok etnis asli Amerika yang berasal dari dataran tengah
Amerika Utara. Mereka adalah suku asli yang mendiami wilayah yang sekarang
disebut sebagai Missouri, Arkansas, Kansas, dan Oklahoma. Nama mereka,
"Osage," berasal dari bahasa mereka sendiri.
Osage dikenal
sebagai pemburu berpengalaman dan prajurit yang kuat. Mereka memiliki budaya
dan bahasa mereka sendiri. Pada masa lampau, mereka hidup sebagai masyarakat
agraris dan berburu. Mereka juga terkenal dalam perdagangan bulu dan memiliki
sejarah panjang dalam berinteraksi dengan penjelajah Eropa dan pemukim Amerika.
Selama sejarah
Amerika, Osage mengalami banyak perubahan dan konflik dengan pemerintah AS.
Mereka dipindahkan dari tanah asli mereka ke wilayah lain pada abad ke-19
sebagai akibat dari kebijakan pemerintah AS. Hari ini, Osage Nation memiliki
pemerintahan sendiri dan upaya untuk mempertahankan dan merawat budaya dan
warisan mereka terus berlanjut.
Suku Osage juga
terkenal karena memiliki sumber daya alam yang kaya, terutama minyak bumi, yang
telah menjadi sumber pendapatan penting bagi komunitas mereka. Tak terlepas
dari itu dalam tulisan ini penulis mengarahkan kita untuk dapat membaca dan
memahami alur cerita yang akan penulis bagikan diwabah nanti. Karena penulis
melihat bahwa buku yang diangkat menjadi film (Killers of the Flower Moon) ini
mengangkat sebuah kisah tentang keserakahan kekuasaan yang mengakibatkan
pribumi suku Osage dihilangkan satu per satu dari keluarga mereka.
Hal ini
dilakukan secara sistematis oleh penguasa yang korup dan haus akan kekayaan,
lalu genosida menjadi senjata ampuh untuk menguasai tanah air suku osage atas
kepentingan para investor. Kemudian para penguasa ini juga menjanjikan rumah,
penyembuhan dari sakit penyakit, dan meyakinkan suku Osage bahwa tanpa para
penguasa ini mereka tak bisa apa-apa. Doktrin ini juga yang membuat suku Osage
merasa menjadi orang yang tidak mampu dan tak bisa buat apa-apa di tanahnya
sendiri.
Suku Osage
dibodohi dengan berbagai taktik, hal serupa berlaku juga untuk bangsa lain.
Misalnya di papua, papua ini salah satu pulau yang memiliki kekayaan alam yang
serupa dengan suku Osage. Orang papua juga memiliki tambang emas terbesak di
Dunia, memiliki wisata yang unuk, memiliki minyak bumi yang melimpah dan masih
banyak kekayaan yang ada di papua. Namun orang papua sendiri merasa tidak bisa
buat apa-apa, dan hanya menunggu barang instan.
Dari film ini
saya belajar dan menyadarkan saya bahwa, apa yang terjadi di suku Osage ini
sama persis yang tejadi di papua. Dimana system negara yang keji ini membuat
orang papua hidup ketergantungan dan merasa bodoh, terbelakang, seolah-olah
orang papua turis di atas tanahnya sendiri. Kemudian banyak batasa-batsan yang
dibuat negara agar tidak ada ruang gerak untuk masyarakat papua. Genosida juga
berlaku di papua, dimana orang papua dalam sehari harus mati tanpa sebab,
sementara sebelum Indonesia, amerika, dan belanda masuk, orang papua hidup
tenag dan damai.
Hal ini
menyadarkan kita bahwa, siapapun yang akan masuk ke suatu wilayah pasti ada
maunya, seperti Indonesia di papua pasti ada maunya. Sehingga ia harus ngotot
untuk berada di papua dan memertahankan papua dengan semboyan keji nkri harga
mati sebagai tameng untuk memperluas penjajahan di tanah papua.
Ringkasan
Pembunuhan Suku Osage (Bunga Bulan)
Pada pergantian
abad ke-20, minyak membawa kekayaan bagi Bangsa Osage, yang dalam sekejap
menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Kekayaan penduduk asli Amerika ini
segera menarik perhatian para penyelundup kulit putih, yang memanipulasi,
memeras, dan mencuri uang Osage sebanyak yang mereka bisa sebelum melakukan
pembunuhan. Berdasarkan kisah nyata dan diceritakan melalui romansa yang
mustahil antara Ernest Burkhart (Leonardo DiCaprio) dan Mollie Kyle (Lily
Gladstone), “Killers of the Flower Moon” adalah kisah kejahatan barat yang
epik, di mana cinta sejati melintasi jalan dengan pengkhianatan yang tak
terkatakan.
Dalam Killers
of the Flower Moon , penulis dan jurnalis David Grann menawarkan
kisah yang sangat rinci tentang babak yang tidak banyak diketahui namun
menghancurkan dalam sejarah Amerika: Pemerintahan Teror Osage, yang secara
resmi diakui sebagai periode lima tahun dari tahun 1921 hingga 1926 dan
seterusnya. dari dua puluh orang Indian Osage dibunuh dengan kejam demi
mendapatkan bagian uang minyak mereka yang berharga. Suku Osage, yang
reservasinya berada di luar Pawhuska, Oklahoma, pernah berada di atas salah
satu cadangan minyak terbesar di negara tersebut, dan yang perlindungan
hukumnya berdasarkan hukum kesukuan memberikan setiap anggota suku tersebut hak
atas kepala (bagian dari perwalian mineral), adalah kelompok orang terkaya di
negara per kapita pada awal tahun 1920an.
Namun, dalam
sebagian besar kasus, keluarga Osage dianggap “tidak kompeten” oleh pemerintah
dan dipaksa untuk masuk ke dalam perwalian, dimana dana mereka sendiri berada
di luar kendali mereka, dan tetangga mereka yang berkulit putih ditempatkan
dalam kendali atas rekening yang melimpah tersebut. Ketika orang kulit
putih Amerika mulai mendengar cerita-cerita sensasional tentang kekayaan suku
Osage, banyak yang menjadi marah dan mereka yang tinggal di kota-kota di
sekitar cagar alam Osage berusaha untuk mengirim anggota suku tersebut melalui
kekejaman, tipu daya, dan kejahatan untuk mewarisi kekayaan mereka.
Grann membagi
kisahnya menjadi tiga bagian. Bagian pertama buku ini, berlatar awal tahun
1920-an, berfokus pada dunia Bangsa Osage dan secara khusus berfokus pada satu
keluarga suku Indian Osage. Mollie
Burkhart , seorang wanita berdarah murni Osage, menikah dengan
seorang pria kulit putih bernama Ernest
Burkhart . Kakak perempuannya, Rita dan Anna ,
juga menikah dengan pria kulit putih, dan adik perempuannya, Minnie, baru saja
meninggal dunia karena “penyakit wasir yang aneh”. Ketika Anna ditemukan
tewas di jurang tertembak di bagian belakang kepala tak lama setelah pria Osage
lainnya, Charles
Whitehorn , ditemukan terbunuh dengan gaya eksekusi di lembah
yang sama, Mollie mulai percaya bahwa keluarganya menjadi sasaran hak asasi
mereka. Kemudian, hanya beberapa bulan kemudian, ketika ibu Mollie, Lizzie ,
meninggal karena “penyakit sia-sia” yang sama seperti Minnie dan ketika Rita
dan suaminya Bill Smith terbunuh
dalam ledakan yang membuat rumah mereka menjadi puing-puing, Mollie tahu pasti keluarganya
sedang dipilih. mati, satu demi satu, dan dia yang berikutnya.
Di bagian kedua
buku ini, Grann mengalihkan perhatiannya ke penyelidik federal yang tiba di
Osage County untuk menyelidiki serangkaian pembunuhan, yang terjadi jauh di
luar keluarga Mollie dan juga melibatkan dua pria kulit putih seorang pengusaha
minyak dan seorang pengacara yang mengambil tindakan tersebut. pada diri mereka
sendiri untuk mencoba dan menyelesaikan pembunuhan itu sendiri. Biro
investigasi yang belum dikenal dengan nama akhirnya, FBI baru saja berada di
bawah kendali seorang pria muda, aneh, dan cerewet bernama J. Edgar
Hoover . Hoover mengirim Tom White ,
mantan Texas Ranger, ke Oklahoma untuk menyelidikinya. White dan timnya
tiba dengan menyamar di kota, mengetahui bahwa Hoover berharap menggunakan
kasus ini untuk membangun nama biro tersebut dan memperkuat kekuatan penyelidik
federal.
Saat White dan
agen-agennya berupaya menyelesaikan kejahatan tersebut, mereka merekrut
informan penjahat penyelundup minuman keras, penjelajah bulan, pencuri ternak,
dan yang lebih buruk lagi untuk membantu penyelidikan, sekaligus mengenal dunia
kota-kota reservasi Osage yang ramai namun sangat korup. Paman Ernest
Burkhart, William K.
Hale , adalah mantan peternak sapi yang menjadi terkenal dan
sekarang bekerja sebagai wakil sheriff. Hale tampaknya mengendalikan semua
orang dan segalanya termasuk nasib beberapa Osage. Ketika White dan
penyelidiknya semakin terlibat dalam komunitas, mereka menyadari bahwa Hale
telah mengatur rencana besar untuk menangkap anggota keluarga Mollie satu per
satu dan kemudian membunuh Mollie dengan bantuan dokter kota yang bermuka dua,
Shoun . saudara laki-laki , untuk mengumpulkan kekayaan seluruh
keluarga. Yang paling menyiksa, suami Mollie, Ernest, keponakan Hale,
telah terlibat dalam plot tersebut selama ini.
Setelah
mendapatkan pernyataan dari Burkhart yang menyesal, White dan timnya
menghadapkan Hale dengan bukti, namun Hale yang sudah terkumpul dan tenang
dengan gembira menyatakan bahwa dia akan melawan tuduhan tersebut sekuat
tenaga. Saat persidangan dimulai, Burkhart bolak-balik antara bersaksi
melawan Hale dan atas namanya. Akhirnya, rasa sakitnya semakin
menyiksanya, dan dia bersaksi melawan Hale. Tetap saja, White khawatir
Hale memiliki hakim dan juri di sakunya, yang terkenal di seluruh
kota. Namun Hale dinyatakan bersalah, dan dijatuhi hukuman penjara seumur
hidup atas kejahatannya, dalam peristiwa yang menakjubkan. White, setelah
melakukan hal yang benar oleh Hoover dan memberi bosnya amunisi dan legitimasi
yang diperlukan untuk membentuk Biro Investigasi Federal, pensiun dari biro
tersebut dan mengambil pekerjaan sebagai sipir di penjara Leavenworth yang
terkenal kejam tempat Hale menjadi tahanannya.
Di bagian
ketiga buku ini, David Grann melakukan serangkaian perjalanan ke Reservasi
Osage antara tahun 2012 dan 2015. Dia melakukan penelitian untuk buku tersebut,
dan, tanpa kenal lelah, dia menggali arsip nasional AS dan melakukan wawancara
dengan keturunan Burkhart dan banyak keluarga Osage lainnya yang terkena dampak
Pemerintahan Teror, menyadari bahwa biro tersebut sebenarnya gagal
menyelesaikan sebagian besar pembunuhan Osage dan menutupi fakta bahwa ratusan
orang Indian Osage, tidak hanya dua puluh atau tiga puluh, dibunuh dalam sebuah
rentang waktu hampir dua dekade bukan periode lima tahun yang “resmi” dianggap
sebagai Pemerintahan Teror. Grann menyesalkan bahwa masa lalu buruk suku
Osage sebagian besar telah hilang dalam Sejarah kisah mereka tidak diajarkan di
sekolah, dan karena kegagalan FBI dalam menjamin keadilan bagi orang-orang
Osage, kisah tersebut sebagian besar disembunyikan. Meskipun sejarah
sering kali merupakan “hakim yang kejam”, Grann tahu bahwa, terkadang, keadilan
tidak akan pernah bisa diperoleh namun, seperti yang dinyatakan oleh salah satu
kontaknya di reservasi, mengutip dari Alkitab, “darah menjerit dari tanah.”
Genosida Terhadap
Rakyat Papua.
Papua salah
satu bangsa yang hidupnya ibarat “Ikan Dalam Aquarium” nasib merek tidak jauh berbeda
dengan kisah keji yang dihadapi oleh suku Osage waktu itu, bahwa genosida,
pembunuhan tanpa jejak, militerisme, etnosida, kriminalisasi terhadap orang
papua yang membela tanah airnya itu massif dan terus terjadi. Apa yang yang
terjadi di suku Osage terjadi juga di pada orang papua. Banayak rancangan yang
diberikan negara untuk papua, namun semua itu hanya sebagai gula-gula manis
agar orang terdiam bisu dan merasa apapun yang diberikan Indonesia adalah hal
yang benar. Namun, dengan adanya upaya penekatan itu satupun tidak pernah berhasil
mengenakan hati orang papua agar merasa
dirinya bagian dari Indonesia. Semua yang dilakukan indonesi di papua itu kesanya memaksa dan semena-mena.
Kemudian yang
paling Nampak dan terus terjadi setiap
hari adalah, kematian orang papua secara misterius seperti suku Osage, dimana
suku osage dihabiskan satu persatu karena penguasa menginginkan kekayaan minyak
dan harta warisan dari suku Osage. Karena penguasa beranggapan bahwa keberadaan
suku osage waktu itu sebagai penghalang yang menghambat jalanya rencana para
investor. Begitu juga untuk orang papua, keberadaan orang papua diatas tanah
papua itu seperti batu dalam sepatu yang selalu membuat negara gelisah dan
tidak bisa tenag. Maka negara harus mengusiknya dengan membunuh satu persatu.
Orang papua
yang mati dari tahun ke tahun ini masuk dalam rencana negara, dimana negara
memiliki misi yang besar dan bermain licik dalam sistemnya sehingga orang papua
tak bisa baca taktik apa yang digunakan negara. Sebagaian besar orang papua
trauma dengan tekanan negara dimana ketika orang papua yang berada dalam
birokrasi mau berbicara tentang ketidakadilan negara terhadap papua, akan
dibungkam dengan ancaman bahwa jika berani bicara tentang papua maka mereka
akan dipecat dari jabatan. Hal ini salah satu yang berlaku bagi orang papua
yang terikat dalam system negara.
Lalu bagaiman
negara membungkam pergerakan rakyat papua yang bukan kaki-tanganya, ada banyak
cara yang juga negara perankan. Salah satu dari sekian banyaknya taktik adalah,
dengan membuat orang papua hidup ketergantungan. Kemudia hal ini juga yang
melahirkan manusia-manusia instan yang tak bisa kerja sendiri, hanya tunggu gaji
buta dan dana desa sebagai alternatif sehingga ketika negara berikan sesuatu
yang baru misalnya merka terima-terima saja. Karena, bagi mereka apapun yang
diberikan oleh Indonesia itu semuanya tentang uang.
Padahal dibalik
semua ini, negara nerencanakan sesuatu yang besar terutama mempersempit ruang
gerak perjuangan TPN-PB dan juga agar negara melancarkan rencananya dengan
mulus, misalnya pemberian Otsus dan DOB adalah salah satu bukti tanpa gajian
akademis yang mampu meyakinkan orang papua jika DOB dalah kunci kesejahteraan
untuk orang papua. Namun, faktanya tidak sesuai dengan apa yang direncanakan
oleh negara. Ketika Otsus dan DOB disahkan pun orang papua masih miskin dan
tidak mendapatkan dampak yang positif.
Sebaliknya,
pembunuhan, pemerkosaan, mutilasi, operasi militer, semua pelanggaran HAM itu
terus berlangsung sampai hari ini. Otsus dan DOB hanyalah sebagai alat untuk
mempersempit ruang gerak agar mematikan Gerakan-gerakan orang papua untuk
membela tanah airnya dari para penghisap. Sehingga kehadiran Indonesia di papua
adalah sebagai bom waktu yang akan menghabiskan orang papua secara perlahan.
Sejarah masa
lalu bangsa papua adalah bukti ketidakpedulian negara terhadap orang papua, banyak orang papua yang
gugur tanpa bersalah dan ketika dipertemukan dengan sang pencipta pasti mereka
bertanya “apa kesalahan kami sehingga harus dibunuh” oleh Indonesia. Kemudian
Pembodohan yang massif dilakukan negara terhadap pemilik tanah misalnya, suku
kamoro di Timika papua. Orang-orang di suku ini pasti mereka dikasih rumah,
uang, dan jabatan, dan jamin atas sekolah anak-anak mereka sebagai jaminan
kesejahteraan. Namun, terbukti bahwa di suku Osage juga berlaku hal yang serupa
namun pada akhirnya orang-orangnya dibunuh secara perlahan. Dan tidak
menginginkan kepintaran dari antara suku itu, sehingga sangat minim untuk
melihat ketidakadilan yang secara terang-terangan terjadi didepan mata mereka.
Samahalnya juga terjadi pada orang papua atau yang disebut dengan (Ondoafi)
ini, mereka dijamin dengan harta dan kekayaan lainya tetapi sebenarnya negara
telah memperhitungkan semua itu. Yang lebih sadis adalah anak dari suku-suku
ini seharusnya dicerdaskan agar mereka mengambil kendali atas tanah mereka
sendiri, tetapi seolah-olah mereka jadikan anak-anak ini tak bisa perbuat
apa-apa alias zombie hidup.
Hal ini
seharusnya tidak boleh terjadi, namun ini adalah kepentingan negara yang harus
dijalankan. Karena bagi negara satu orang cerdas itu sama seperti peluruh ampuh
yang bisa meroboh tembok raksasa. Sehingga generasi muda papua dibodohi dengan
system Pendidikan, hudup ketergantungan, dan hal-hal instan lainya. Orang papua
merasa tak bisa perbuat apa-apa karena memang dibuat seperti itu agar dalam
mindset orang tertanam merasa terbelakan, tidak tau apa-apa, saya bukan
siapa-aiapa, dan lain sebagainya itu.
Kesimpulan.
Bagaimana orang
papua bisa merubah ini, dalam (Killers of the Flower Moon) setelah hampir semua
penduduk suku Osage mati, ada salah satu perempuan yang juga menikah dengan
pria kulit putih (Mollie Kyle) menjadi penyelamat atas sukunya sendiri. Dimana
ia memberanikan diri dan melaporkan hal ini kepada FBI sehingga, kasus ini pun
diunggapkan dan menjadi sebuah film documenter.
Hal serupa juga
terjadi di atas tanah papua, banyak orang papua yang dubunuh, semua kejahatan
itu seolah-olah hanya ada di papua. Jika kita menyadari hal ini, pasti kita
akan sadar bahwa film (Killers of the Flower Moon) mewakili orang papua
walaupun tidak semu sin persis denga napa yang terjadi di papua. Bahwa, apapun
terjadi di papua lebih sadis walaupun dalam film ini menyebutkan bahwa tidak
semua kejahatan ditayangkan, andai mereka tanyangkan semua itu saya pastikan
kita dapat merasakan adeganya kareana sama persis dengan yang terjadi di papua.
Film ini saya
rekomendasikan kepada anak muda papua agar dapat memahami, ketidakadilan yang
sesungguhnya. Bahwa, penindasan itu tidak hanya terjadi secara langsung
membunuh, akan tetapi negara menggunakan system dan menjalankanya secara sistematis
dengan berbagai taktik yang dimilikinya. Maka, untuk mengakhiri semua
penindasan itu tidak hanya dilakukan oleh laki-laki. Tetapi perempuan juga
punya kekuatan yang mampu membebaskan suatu bangsa dari ketidakadilan, Hal itu
dibuktikan dalam film ini, Hidup Rakyat Papua.
Referensi.
litcharts.com/lit/killers-of-the-flower-moon/summary
Killers of
the Flower Moon adalah film drama kejahatan koboi epos tahun 2023 yang ditulis,
disutradarai, dan diproduseri oleh Martin Scorsese berdasarkan buku berjudul
sama tahun 2017 karya David Grann.