Operasi Militer di Kabupaten Yahukimo, Mahasiswa Yahukimo se-Jawa dan Bali & Sumatera Keluarkan Pernyataan Sikap.

 

Photo: Hpmy se-Jawa Bali dan Sumatera lakukan konferensi pers menanggapi krisis kemanusiaan di Kabupaten Yahukimo, Minggu (03/09/2023).

Himpunan Pelajar Mahasiswa Yahukimo (HPMY) se-Jawa Bali dan Sumatera mengeluarkan pernyataan sikap dalam menanggapi krisis kemanusiaan yang sudah dan sedang berlangsung di Kabupaten Yahukimo Papua, Provinsi Papua Pegunungan. Pernyataan sikap tersebut, dilakukan dalam konferensi pers yang berlangsung di Asrama Yahukimo Condet, pada Minggu, 03 Sebtember 2023.

Dalam keterangan pers yang diterima Marapna, semenjak Agustus 2023 hingga Sebtember 2023  tercatat Tigabelas (13) warga sipil menjadi korban akibat operasi militer yang terjadi terhadap masyarakat Yahukimo pada, 21 Agustus 2023.

Juga dalam operasi itu, pasukan TNI/ MARINIR melakukan serangan  darat dengan menggunakan mobil dalmas yang mengakibatkan sekurangnya ada Lima rumah warga sipil dibakar , Lima Masyarakay sipil yang disiksa, ditambah dengan ternak Ayam,Babi,Bebek dan Ikan ditembak mati oleh Militer.

Mahasiswa Yahukimo se-Jawa dan Bali dan Sumatera menilai tidak ada upaya serius dari pemerintah daerah maupun pusat serta lembaga legislatif dan Komnas HAM RI yang lamban untuk selesaikan konflik atau krisis kemanusiaan yang terjadi di Kabupaten Yahukimo tersebut.

“Ini menambah rentetan kasus kekerasan militer (TNI-POLRI) terhadap warga sipil di Kabupaten Yahukimo. Hingga kini, belum ada langkah serius yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi Papua serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kab.Yahukimo dan Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Papua dalam menyikapi operasi militer yang terjadi di Kabupaten Yahukimo. Dan juga, Komnas HAM yang belum merespon operasi militer yang sedang berlangsung di Kabupaten Yahukimo,” terang Kelvin Molama mewakili Badan Pengurus Pusat (HPMY) se-Jawa dan Bali dan Sumatera dalam pers release yang diterima.

Mahasiswa Yahukimo juga meminta kepada Presiden Republik Indonesia agar berhenti menggunakan pendekatan militer dalam merespon persoalan di Kabupaten Yahukimo maupun di Papua pada umumnya.

Penyisiran  yang terjadi di Kabupaten Yahukimo itu, berawal dari pembakaran gedung KPU pada Minggu (06/08), dilanjutkan kontak senjata antara Tenatara Pebebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB OPM) dan  (TNI -Polri) yang mengakibatkan 1 personil TNI AL meninggal di tempat pada Senin (21/08), kemudian berlanjut lagi dengan pembakaran gedung serba guna pada (24/08).

“Namun, akibatnya justru masyarakat sipil yang menjadi korban atas aksi pengejaran yang dilakukan oleh pasukan TNI/ POLRI tersebut,” tegas Kelvin Molama wakili Mahasiswa Yahukimo se-Jawa Bali dan Sumatera.

Merespon krisis kemanusiaan yang terjadi di Kabupaten Yahukimo, Himpuna Pelajar dan Mahasiswa Kabupaten Yahukimo(HPMY) Se-Jawa dan Bali dan Sumatera menuntut agar:

1.      Hentikan Operasi Militer di Kabupaten Yahukimo

2.      Tarik Militer organik dan non-organik di Kabupaten Yahukimo dan seluruh Tanah Papua

3.      Pemerintah Kabupaten Yahukimo, dalam hal ini dinas Pendidikan segera mencabut Memorandum Of Understanding (MoU) yang memberikan kewenangan kepada TNI-POLRI untuk mengajar di sekolah-sekolah di seluruh Distrik, Kabupaten Yahukimo

4.      Segera membuka akses Jurnalis independen di Kabupaten Yahukimo dan seluruh Tanah Papua

5.      Meminta kepada media cetak, elektronik, maupun online untuk memberitakan secara jujur terkait kondisi rakyat di Kabupaten Yahukimo sesuai dengan asas jurnalisme

6.      Komnas HAM RI segera membentuk tim pencari fakta terkait penyelesaian krisis kemanusiaan yang terjadi di Kabupaten Yahukimo dan di seluruh tanah Papua

7.      Pemerintah Kabupaten Yahukimo, Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Yahukimo, Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua Pegunungan (DPRP), Majelis Rakyat Papua (MRP) dan Dewan Adat Papua agar segera memperhatikan masyarakat sipil yang sedang mengungsi di Kabupaten Yahukimo

8.      Lembaga esekutif dan legislatif segera hentikan konflik internal dan lebih serius menangani persoalan krisis kemanusiaan yang dialami rakyat Kabupaten Yahukimo

9.      Lembaga-lembaga gereja dan tokoh-tokoh agama di seluruh Tanah Papua segera mengambil sikap tegas demi keselamatan umat Tuhan di kabupaten Yahukimo

10. Desak pemerintah Yahukimo agar meminta pemerintah pusat untuk menarik penempatan pos militer di kabupaten Yahukimo

 

Marapna

Marapna merupakan sebua media independen yang dibuat untuk kepentingan masyarakat luas dalam jangkauan unformasi, terutaman seputar tanah papua. sekian dari kami, terimakasih dan Tuhan berkati.

.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama