"Semut di seberang Lautan Nampak namun,
Gajah di Peluk Mata tak Terlihat".
----
Oleh, Sehend Sama.
Konflik yang terjadi di Papua,
diantaranya. TNI/polri vs TPN-PB, TNI polri vs masyarakat sipil, panpol ciptaan
negara vs Aktivis Papua. Rakyat Papua vc rakyat Papua. Konflik ini berakar dari
Indonesia sederhana nya Indonesia adalah malaikat pencabut nyawa.
Mengapa di Papua bisa terjadi
konflik dan apa sebabnya, penyebab utama dibalik semua rentetan peristiwa yang
terjadi sejak 1962 sampai 2023 ini adalah keserakahan kolonial Indonesia yang
telah aneksasi Papua dengan cara yang manipulatif, tipu daya dengan watak
militeristik demi memuaskan hasrat untuk menguasai wilayah Papua. Itu murni
kolonialisme!
Kemudian, dengan mengiming-imingi
pembangunan. Papua telah dibagi menjadi dua provinsi pada 7 Februari 2007.
Setelah itu selama 20 tahun lebih otonomi khusus beroperasi di Papua dan Papua
barat. Namum, di erah otomi ini tak ada dampak positif yang didapatkan rakyat
Papua. Indonesia hanya mempresentasikan objek wisata pembangunan jalan dan
jembatan di Papua sebagai keberhasilan otonomi daerah kemudian memaparkan di
dunia internasional bahwa hal tersebut adalah bukti implementasi dari Otsus
tersebut.
Pada kenyataannya, Otonomi Khusus
Papua yang diberikan oleh Negara kolonial Indonesia melalui Undang-undang Nomor
21 Tahun 2001 (Lembaran Negara Tahun 2001 No. 135 dan Tambahan Lembaran Negara
No. 4151) yang telah diubah dengan Perpu No. 1 Tahun 2008 (LN Tahun 2008 No. 57
dan TLN No. 4843). Itu telah gagal dalam implementasinya, namun kembali lagi
Jakarta mengesahkan Otsus plus sebagai jaminan kesejahteraan untuk rakyat
Papua.
Setelah itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meresmikan tiga daerah otonom baru (DOB) di Papua, yaitu Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah, dan Provinsi Papua Pegunungan, Jumat (11/11/2022). di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta. Kemudian apa imbasnya, setelah beperapa roda besar di atas disahkan Jakarta. Tak lama setelah pengesahan itu terjadi ada beperapa hal yang menimpa rakyat Papua yaitu;
1. MAPPI 14 Desember 2022.
TNI/polri tembak 09 warga sipil. 6 diantaranya pelajar. 1 tewas. 2. Tolikara 19
Desember 2022. TNI/ polri tembak 4 warga sipil. 1 tewas pelaku tak teradili. 3.
Sentani 10 Januari 2023. TNI/polri tembak 4 warga sipil tewas. 4. Mappia 21
Januari 2023. Anggota polisi tembak 5 warga sipil. 1 tewas di tempat. 5. Nabire
21 Februari 2023. Anggota polisi tembak mati 1 warga sipil. 6. Wamena 23
Februari 2023 TNI/ polri tembak 26 warga sipil. 9 tewas tertembak.
Belum lama berselang beberapa
hari kemudian, beperapa daerah mengalami hal yang serupa pula. penangkapan
sewenang-wenang yang dilakukan oleh TNI polri. Misalnya Tanggal 05 Maret 2023 di Yahukimo Papua.
Berikut nama-nama korban
tertangkap;
1. Paulus Kabak, S.ikom 2. Kiss
Bitibalyo
3. Mako Balyo 4. Feri Biti balyo
5. Weak Asso 6. Unise Bahabol.Enam orang yang ditahan pada Tanggal 05 maret
2023 sudah di bebaskan atau belum masih belum di ketahui.
*2. Penangkapan I Sabtu tanggal
11 Maret 2023* Berikut nama-nama korban tertangkap;
1. Er Heluka 20 tahun 2. Natan
sigap 30 tahun 3. Tinus sigap 25 tahun 4. Menase senik 30 tahun 5. Mianus
heluka 26 tahun
6. naptalis sigap 22 tahun Enam
orang yang ditahan pada Tanggal 11 maret 2023 sudah di bebaskan atau belum
,Selain er Hiluka yang masih ditahan.
*3. Penangkapan kedua Sabtu
tanggal 11 Maret 2023*
1. Bonius Payage (L) Umur 20
tahun.
2. Aminus payage (L) Umur 20
tahun
3. Ernus senik Hiluka (L)Umur 16
tahun
4.Pius heluka Jenis (L) Umur 14
tahun
5.Yemese heluka (L) Umur 13 tahun
6. Eliaser heluka (L) Umur 27
tahun .
7. SALOS balingga : (L) usia 18
tahun
8. Atius Giban: (L) usia 19 tahun
*4. 2 anggota Aktivis KNPB
bersama 12 warga dibebaskan pada Senin, 13 Maret 2023 sedangkan 3 orang warga
sipil masih di tahan di Polres Yahukimo.*
1. Antius Giban (Anggota Knpb)
2.Salos Balingga (Anggota Knpb) 3.Daut Matuan 4.Meanus Sigap 5.Tius Payage
6.Tinus Sigap 7.Reson Ulep 8.Ernus Heluka 9. Jemese Payage 10.Jonatan Payage
11.Bonius Payage 12. Eliaser Heluka 13 Naptalis Payage 14 Aminus Payage
*3 Orang Masih Tahan Di Polres
Yahukimo:* 1. Edison Giban 2. Ert Heluka 3. Natan Payage
Belum lagi data dari kabupaten lain yang masih dalam operasi militer. Operasi ini akan selalu terjadi kapanpun dimanapun, lebih khususnya di Papua. Dengan alasan untuk pengamanan, negara kirim ribuan personel ke Papua. Lalu bagaimana dengan nasib bangsa Papua kedepannya, jika seluruh tanah Papua dikuasai dan dikendalikan oleh negara. Kemudian pemerintah Papua dan pemerintah-pemerintah lain yang baru di Lantik di Papua tak satu pun yang berani merespon tindakan kriminal yang dilakukan TNI polri ini pada rakyat sipil di Papua.
Pemerintah daerah pun turut
mendukung rencana Jakarta, tanpa melihat rakyatnya berjauhan. Tak pernah mau
belajar dari kasus-kasus sebelumnya. kami percaya bahwa, orang Papua itu selalu
menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan sejarah, tetapi oportunis Papua yang
telah dibutakan oleh Uang ini buta dalam melihat pelanggaran HAM berat di
tanahnya sendiri sebagai sejarah yang diciptakan oleh kolonial kemudian
minta-minta DOB di Jakarta, karena pada dasarnya anggapan pejabat papua bahwa,
apapun yang di kasih Jakarta semua tentang uang.
Tak terlepas dari itu Baru-baru ini ada berita beredar bahwa, di Papua akan ada pemekaran kabupaten seperti wacana sebelumnya. Berikut daftar yang keluar melalui dewan perwakilan rakyat Papua. Rencana pembentukan DOB kabupaten kota. Melalui surat keputusan oleh DPR provinsi pada rapat paripurna yang pernah melahirkan keputusan nomor 135/KEP-DPRP-20/2012 tentang persetujuan rekomendasi pembentukan 20 (dua puluh) kabupaten di provinsi Papua. Daerah tersebut adalah sebagai berikut.
1) KAB. GRIME NAWA (2) KAB
KATEMBAN (3) KAB MAMBERAMO HULU (4) KAB ADMI KORBAI (5) KAB MUARA DIGUEL (6)
KAB PUNCAK TRIKORA (7) KAB MIMIKA TIMUR ( KAB MIMIKA
BARAT (9) KAB GHUNDUMI SISARE (10) KAB NUMFOR (11) KAB NAPA SWANDIWE (12) KAB
BALIEM CENTER (13) KAB YAMO (14) KAB KEMBU (15) KAB PEG. SEIR/EROMA (17) KAB
YAPEN BARAT UTARA (18) KAB YAPEN TIMUR (19) KAB RUFAER (20) BOGOGA.
New kolonialisme.
Jadi produk ciptaan Jakarta di
atas adalah bentuk dari pada kolonialisme baru di Papua. Tentu dengan adanya
DOB ini, pastinya ada misi tersembunyi yang akan negara jalankan. Kita bisa
lihat dari pengalaman sebelumnya bahwa, berbagai pendekatan yang dilakukan
negara selalu memakan korban jiwa, dengan demikian DOB ini akan berdampak buruk
terhadap rakyat sipil Papua sebagai pemilik tanah. Dimana dengan mekarnya
kabupaten ini tak akan ada ruang gerak bagi rakyat Papua. Entah itu nelayan,
petani, pegawai, dan lain sebagainya yang telah lahir sebagai orang Papua tak
akan merasakan kebebasan.
Mengapa demikian, karena
pembentukan DOB adalah bentuk daripada pembungkaman yang di jalankan oleh
negara. Tak akan ada orang yang berbicara untuk hak wilayat tanah adat dan
istilah pribumi dan lainnya sebagainya itu, semua yang ada di Papua akan jadi
milik negara dan rakyat Papua dibuat terpecah belah oleh produk-produk kolonial
ini.
Setelah DOB disahkan, langkah
utamanya adalah; banyak rakyat Papua yang akan direkrut menjadi PNS, dimasukkan
kedalam sistem Negara supaya apapun yang di jalankan oleh sistem oligarki ini
berjalan mulus tanpa ada gangguan sedikitpun.
Maka,ini adalah murni
pembungkaman secara sistematis. Agar tidak ada lagi yang bergerak untuk
tanahnya sendiri. Dimana dengan adanya DOB ini akan mempersempit ruang gerak
perlawanan rakyat Papua untuk menentukan nasib sendiri. Seperti yang telah
negara lakukan terhadap Republik Maluku Selatan(RMS) dimana negara mengadu
domba dengan agama. Karena melihat agama sebagai peluang untuk mempecah bela
kesatuan rakyat Maluku. Kemudian TNI polri menyamar sebagai Pendeta dan Ustad
lalu membakar semua Gereja dan masjid, sehingga kesatuan rakyat Republik Maluku
Selatan kini tak ada lagi yang berjuang untuk menentukan Nasib sendiri.
Dengan adanya DOB ini hal serupa
juga bisa terjadi pada rakyat Papua. Dimana negara telah berhasil mempelajari
kelemahan orang Papua yang mau dengan hal-hal instan, ketergantungan, dan
ikut-ikutan. Kemudian dihasut oleh jabatan dan kekuasaan politik sehingga bagi
orang Papua yang hidup dalam zona nyaman itu tak peduli tentang berapa rakyat
Papua yang dibunuh dalam sehari,sebulan, setahun.
Oleh sebab itu, kita harus sadar
bahwa. Kolonialisme hari ini berjalan di atas rencana. Karena wujud
kolonialisme itu terlihat ketika negara menggunakan rasisme dan operasi militer sebagai senjata untuk bangsa Papua Barat karena pada dasarnya Rasisme dan Militerisme ini Kerap kali dilakukan oleh negara penguasa terhadap wilayah yang mereka kuasai. hal tersebut dilakukan juga oleh indonesi untuk orang papua.
Sumber Photo: Goole.com
Di Indonesia 20/03/2023