FILOSOFI SEMUT DALAM KEHIDUPAN UMAT MANUSIA

 

FILOSOFI SEMUT  DALAM KEHIDUPAN UMAT MANUSIA

Amsal 6-6 “Hai pemalas pergilah kepada semut,perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak”

Tema; “Hikmat untuk hidup dengan benar”

 

Latar belakang kitab amsal

Penulisan kitab dalam Perjanjian Lama dibagi kedalam tiga bagian, yaitu Hukum, Kitab Para Nabi dan tulisan-tulisan; kitab Amsal termasuk dalam bagian tulisan-tulisan yang merupakan kitab syair dan hikmat, disamping terdapat kitab

Kitab Amsal ditulis dalam konteks masyarakat Yahudi kuno, yang mana kebanyakan dari penduduknya adalah orang-oarang yang bermata pencaharian sebagai Petani dan Gembala, juga mencatat beberapa referensi tentang kehidupan di kota; sehingga jika diperhatikan maka ada banyak referensi tentang domba, ternak, dan kehidupan di kota (pasar,

Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk-makhluk-Nya itu tidak sia-sia, baik makhluk yang besar maupun makhluk yang kecil, tentu memiliki manfaat yang dapat digali. Bagi orang-orang yang berfikir, makhluk sekecil apapun mempunyai makna atas penciptaannya. Dan bagi orang-orang yang beriman, tentu sebagai bukti agar kita selalu bersyukur bahwasanya ada makna atas penciptaan makhluk-makhluk-Nya. Semut adalah makhluk kecil yang Allah ciptakan, tentu tidak sia-sia atas penciptaannya. Ternyata ada filosofi yang terkandung dari cara hidup semut ini. Meskipun ada sisi buruknya, semutpun memiliki sisi baik yang bisa manusia pelajari dari gaya hidupnya.

Cerita pengalaman saya..”semut dan saya”.

Tema ; hikmat untuk hidup dengan benar.

Oleh Aten sama.

Semut dan saya sebenarnya jauh berbeda,tapi mengecap rasa yang sama dalam hal minum kopi,semut memiliki tubuh yang kecil dan mempunyai insting yang tajam,dan saya memiliki tubuh yang besar dan berfikir dengan logika.

Kehebatan Semut,

semut ini salah satu spesies yang berbeda dengan binatang lainnya, sebabnya kadang kebanyakan orang mengambil hikmah dari semut,seperti parah nabi di kitab suci dan termasuk saya sendiri.dalam kitab suci amsal mengajarkan tentang kebijaksanaan dan salah satu kutipannya adalah "hai pemalas pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak" kutipan ini teruntuk anak-anak muda.karena amsal menilai apa yang dilakukan semut patut dicontoh oleh manusia.Dan semut juga memiliki banyak strategi dalam menjaga keutuhan kerajaan semut seperti yang kami ketahui bahwa,semut berkerja keras,semut disiplin waktu,semut saling membantu dan melengkapi, bahkan yang lebih menakjubkan lagi semut tau kapan akan hujan dan kapan ia harus menyiapkan kebutuhan.jadi suku semut ini adalah suku yang bijak ketimbang manusia walaupun tak punya akal sehat.

Kadang saya terheran-heran melihat kebijaksanaan semut.dan saya setuju dengan apa yang dilakukan semut karena mengandung banyak pelajaran untuk terapkan di setiap individu masing-masing, dari cara menjaga kedaulatan kerajaan sampai,meramal cuaca semua ada dan dilakukan oleh semut maka,saya salah satu orang yang juga merekomendasikan untuk harus pelajari cara-cara semut untuk terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

tapi satu hal yang saya td suka dari semut itu, ketika kami manusia buat kopi itu saja.

Ketika kami manusia buat kopi,dan menaruh gula dalam lemari atau dimana saja,di situ selalu ada semut.maka dari itu kebanyakan orang sebut bahwa "dimana ada gula disitu ada semut".tapi jujur hal ini yang sa td terima dari semut.karena beperapa kali saya buat kopi dan taru di tempat yang sa kira aman dan terkendali dengan penuh harapan bahwa tak ada semut lagi yang datang namun masih saja semut itu ada, bahkan sa td tau dari mana datangnya.makanya sa kadang emosi tapi biar sudah..

Pada intinya kita hidup perdagangan, jadi tak ada salahnya semut merampas hak-hak kami manusia.apa lagi semut itu datang jauh-jauh dari kerajaan yang berbeda hanya untuk merampas.tetapi sa pastikan bahwa andainya semut berfikir dengan akal sehat pasti semut tau diri bahwa, apa yang ia lakukan adalah salah karena itu merampas hak orang lain.

Semoga dengan sedikit tulisan ini, semut-semut di dunia ini terutama di Indonesia menjadi media untuk kabarkan kepada semut lain bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah, karena merampas hak manusia.

Filosofi Semut:

Semut tidak pernah menyerah. Bila Anda menghalang-halangi dan berusaha menghentikan langkah mereka, mereka selalu akan mencari jalan lain. Mereka akan memanjat ke atas, menerobos ke bawah atau mengelilinginya. Mereka terus mencari jalan keluar. Tidak sekali-kali menyerah untuk menemukan jalan menuju tujuannya.

Semut jika berjalan dan bertemu dengan temannya ia pasti akan bersalaman. Kalau kita ingin sukses maka kita harus selalu membangun kerjasama dengan sesama, kita harus menjalin silaturahim dengan sesama. Hal ini perlu kita contoh karena kita pasti membutuhkan bantuan dari orang lain, kerjasama dengan orang lain harus selalu kita bina, network is a number one of marketing.

Semut jarang sekali diam. Ia selalu saja bergerak untuk mencari bahan makanan guna kelangsungan hidupnya. Keuletan dan kerja keras akan membawa kebahagiaan dan keuntungan bagi kita.

Semut tidak pernah memikul beban sendiri, jika ia tidak kuat memikul beban sendiri ia akan mengajak temannya, ia selalu jalin kerjasama dengan temannya. Itu sudah pasti diperlukan oleh sesama umat manusia, manusia tidak akan bisa hidup sendiri tanpa membutuhkan manusia lain.

Semut ternyata memberikan manfaat bagi sesamanya. Ini terlihat ketika ia menemukan bahan makanan, akan ia bawa pulang dan bagi-bagikan kepada teman-temannya. Tidak pernah ia habiskan sendiri makanan yang ia temukan di tempat ia menemukan bahan makanannya itu. Filosofi saling berbagi kepada sesama ini baik untuk diterapkan manusia agar tidak ada kecemburuan sosial, tidak akan ada istilah kaya dan miskin, maka semua kaya semua miskin.

Semut menganggap semua musim panas sebagai musim dingin. Ini adalah cara pandang yang penting. Semut-semut mengumpulkan makanan musim dingin mereka di musim panas. Sehingga semut sudah mempersiapkan kebutuhan yang dibutuhkan untuk masa akan datang. Tentu dari sini manusia harus belajar menabung, karena manusia akan memerlukan kebutuhan terdesak di masa akan datang.

Seberapa banyak semut akan mengumpulkan makanan mereka di musim panas untuk persiapan musim dingin mereka? Semampu mereka! Filosofi yang luar biasa, filosofi “semampu mereka”. Tentu agar tidak mengada-ada, kita bekerja atas apa yang mampu kita kerjakan, karena kemampuan makhluk-makhluk Allah pun memiliki kemampuan terbatas.

Dari perumpamaan tersebut ada orang yang mendapat petunjuk dari Allah dan ada pula yang tidak mendapat petunjuk dari Allah. Semoga kita semua senantiasa mendapat petunjuk dari Allah.

Kesimpulan

Kita semua memiliki waktu yang sama: dua puluh empat jam sehari. Namun cara kita menggunakannya berbeda. Sukses atau tidaknya kita di masa depan ditentukan oleh bagaimana kita menggunakan waktu kita hari ini.

“Ora et Labora” (bekerja dan berdoa)

Dalam era digital saat ini, selain dampak positif yang kita terima dalam kehidupan ini yang memberikan kita kemudahan dan informasi yang cepat untuk meningkatkan produktivitas kerja, namun juga kita harus berhadapan dengan dampak negatifnya yang bisa membuat kita jatuh ke dalam kemalasan, salah satunya adalah penggunaan media sosial yang tidak terkontrol, bahkan jika tangan sudah refleks untuk menggenggam Handphone dan membuka media sosial. Berapa lama kita menghabiskan waktu untuk media sosial sehingga mengabaikan pekerjaan lain yang sebenarnya jauh lebih berguna dan bermanfaat.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Tuhan Yesus “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yohanes 5:17). Bahwa nilai bekerja itu ditunjukkan dalam diri Tuhan kita, mulai dari penciptaan sampai pada masa Yesus dan hingga saat ini melalui Roh Kudus-Nya Tuhan kita tetaplah bekerja. Maka kita pun umat ciptaanNya di panggil untuk ikut ambil bahagian dalam karya penciptaanNya, yaitu untuk mengusahakannya. Jika Tuhan kita saja bekerja sampai saat ini, masakan kita umatNya bermalas-malasan duduk bersilah tangan.

kita harus pahami bahwa sebagai umat Tuhan, bekerja tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan hidup, tetapi ada makna yang lebih dalam dari situ. Sebagaimana Tuhan Yesus mengatakan di dalam Yohanes 6: 27 “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal”. Dari sinilah kita memahami segala pekerjaan yang kita lakukan dalam kehidupan kita ini, bahwa banyak yang dapat kita kerjakan, tetapi tidak semua pekerjaan itu berguna bagi kehidupan kita dan juga untuk keselamatan kita. Sebagaimana nasehat Paulus yang mengatakan “apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose 3: 23). Maka yang kita perbuat dan kerjakan tentulah perkerjaan yang baik yang membangun kehidupan jasmani dan rohani kita. 

Maka dari itu, mari kita tinggalkan kemalasan dan kesibukan-kesibukan yang tidak berguna. Mari kita gali segala potensi yang kita miliki, akan selalu ada jalan untuk berbuat yang terbaik untuk diri kita dan juga iman kita. “Selamat bekerja, Tuhan Yesus memberkati..!”.


                                                     Gamabar semut (sumber Goole)

 

Marapna

Marapna merupakan sebua media independen yang dibuat untuk kepentingan masyarakat luas dalam jangkauan unformasi, terutaman seputar tanah papua. sekian dari kami, terimakasih dan Tuhan berkati.

.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama