Langkah otoritas kota Jayapura untuk memindahkan makam Theis H Eloway di kawasan kota sentani telah menimbulkan reaksi keras dan kritik tajam dari berbagai pihak. Keputusan ini dianggap tidak hanya tidak menimbulkan dampak buruk, tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak dan kehormatan manusia Papua.
Pemindahan Makam yang diumumkan secara tiba-tiba ini menimbulkan kekecewaan yang mendalam di kalangan rakyat Papua. Langkah ini tidak hanya mengganggu ketenangan dan kesakralan tempat pemakaman yang telah ada selama bertahun-tahun, tetapi juga menimbulkan penderitaan emosional bagi orang Papua yang harus mengirimkan transmisi makam dari orang yang mereka cintai sebagai Bapa Bangsa Papua.
Tidak hanya itu, penerbitan makam juga menunjukkan kurangnya kepedulian dan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya dan tradisi setempat. Tempat pemakaman bukan sekadar lahan kosong yang dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur, tetapi juga merupakan tempat yang harus dihormati dan dijaga dengan penuh kehormatan.
Langkah ini juga mengangkat pertanyaan tentang keterbukaan dan transparansi pemerintah dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi kehidupan Masyarakat Papua. Rasa kebingungan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan yang tidak melibatkan mereka secara cukup jelas tercermin dalam reaksi yang tajam terhadap wacana transmisi makam ini.
Kritik terhadap transmisi makam juga memperkuat panggilan untuk penghormatan yang lebih besar terhadap keberagaman budaya dan kebutuhan akan konsultasi yang lebih luas dengan rakyat Papua yang terkena dampak. Sebelum mengambil keputusan yang dapat menimbulkan konsekuensi sosial dan budaya yang signifikan.
Kami mengirimkan kepada Pj Bupati Jayapura Triwarno Purnomo untuk mendengarkan suara masyarakat dan memutar kembali keputusan ini dengan penuh pertimbangan akan menghormati manusia dan nilai-nilai budaya yang harus dijunjung tinggi.
Papua Bukan Tanah Kosong!