Terambil dari Film - "The
Woman King", prajurit Perempuan di Afrika dan The Woman King,prajurit Perempua
Papua.
Oleh,Sehend Sama.
Pengantar .
Kesetaraan
gender adalah pandangan bahwa semua orang harus menerima perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka yang
bersifat kodrati. Isu ini adalah salah satu tujuan dari Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia oleh PBB yang
berusaha untuk menciptakan kesetaraan dalam bidang sosial dan hukum, seperti
dalam aktivitas demokrasi dan memastikan akses pekerjaan yang setara dan upah
yang sama. Dalam praktiknya, tujuan dari kesetaraan gender adalah agar tiap
orang memperoleh perlakuan yang sama dan adil dalam masyarakat, tidak hanya dalam bidang politik, di tempat kerja,
atau bidang yang terkait dengan kebijakan tertentu.
Perempuan
dalam Konsep Kehidupan Kristiani dan Peradaban Eropa.
Pada masa
berikutnya, orang-orang Kristen membangun konsep-konsepnya untuk menghancurkan
pemikiran para filosof dan pendeta Yahudi. Pandangan gereja dengan jelas telah
disebutkan dan ditentukan melalui khutbah para pemimpin mereka mengenai
perempuan. Di antara pandangan tersebut ada yang mengatakan bahwa perempuan
merupakan pintu masuknya setan ke dalam tubuh manusia. Dialah yang mempengaruhi
Adam agar mendekati pohon terlarang, dan dia pula yang melawan aturan Tuhan serta
yang merusak citra sejati seorang lelaki. Chry Sustam, seorang Uskup Nasrani
mengemukakan pendapatnya tentang wanita sebagai berilkut: “Wanita adalah biang
kejelekan yang kita tidak akan dapat melepaskan diri dari-nya. Ia merupakan
godaan yang selalu mengitari kita dan bahaya yang disuka. Wanita adalah
pembunuh sekaligus pecinta, dan petaka yang bertopeng. Jadi, dari berbagai
bangsa dan kaum tersebut adalah banyak pendapat orang non Islam yang dengan
angkuhnya menempatkan kaum perempuan dalam posisi yang tidak berharga. Akan
tetapi setelah kehadiran Yesus, yang diutus oleh Allah kemuka bumi ini dengan
membawa ajaran injil kristus, terangkatlah derajat perempuan dan hak-haknya
perempuan sebagai seorang perempuan yang terhormat, sekaligus membantah secara
tegas tanggapan salah megenai perempuan sebelum kehadiran Kristen.
Hal yang sama
juga dikatakan oleh Dr.Socratez Yoman dalam bukunya “perempuan Bukan Buadak
Laki-laki” di halaman 09 bahwa perempuan dan laki-laki setara, dan dalam
daftar isinya menjelaskan bahwa,Buku ini ditulis untuk memberikan tantangan
tersendiri kepada laki-laki,yang telah beradab-abad lamanya hidup dalam
keyakinan teologi bahwa laki-laki lebih superior daripada perempuan.Pandangan
teologi dengan stigma-stigma serta label yang menyesatkan ini telah menciptakan
ruang praktek kekerasan dan aksi-aksi yang merendahkan martabat perempuan.
Dalam tilisan
ini penulis ingin memberitahukan bahwa stigma yang digunakan untik merendahkan
martabat perempuan adalah hal yang salah,karena banyak perempuan di luar sana
yang juga memperlihatkan bahwa mereka adalah Manusia yang harus dihargai oleh
setiap mahluk yang ada di bumi ini, hal itu mereka membuktikan dengan
Perjuangan,Film,Musik,dan lain sebagainya.Dalam tilisan ini ada sebuah cerita
dari Film “The Woman King” dalam alur cerita film di bawa ini akan menjelaskan
bahwa perempuan sebagai pejuang sudah ada sejak lama,dimana banyak permpuan
bisa yang memimpin bangsa bahkan menjaga keutuhan bangsa dari bangsa lain.
Potensi
perjuangan perempuan ini tidak hanya mentok di dunia barat,namun meluas hingga
hari ini perempuan papua menjadi pejuang di atas Tanahnya.perjuangan perempuan
papua pun tak jauh beda dari apa yang tertulis dalam alur cerita film
di bawa ini,bahwa banyak perempuan papua yang telah muncul dari Tahun 1950-an
samapai dengan 2022 ini. Kualitas politik Perempuan papua dalam memperjuangkan
HAM di Bangsa Papua sangan luar biasa,sebelum lanjut pada tahap dimana
perjuangan perempuan papua mulai terlebih dahulu di mulai dengan Sinopsis Film
The Woman King sebagai pengantar untuk mematakan stikma-atikma di atas untuk
memahami bahwa perempuan bukalah mahluk yang lemah tetapi perempuan juga bisa
memimpin suatu Bangsa.
Hal ini memprovokasi Raja Ghezo
(John Boyega) dari Dahomey untuk mempersiapkan perang habis-habisan dengan Oyo.
Nanisca mulai melatih generasi baru prajurit untuk bergabung dengan Agojie
untuk melindungi kerajaan.Bukan rahasia bahwa pemenang Academy Awards Viola
Davis (yang juga berperan sebagai produser di film ini), merupakan bintang yang
mampu menghidupkan cerita epik ini. Davis mampu menyelami tingkat kedalaman dan
nuansa emosional yang mengesankan sebagai Nanisca, sang pemimpin Agojie. Karakter
yang diperankannya bisa dibilang cukup kompleks. Ia adalah seorang pemimpin
yang tegas, protektif, defensif, namun juga penuh cinta dan kerapuhan --
walaupun ia tak ingin menunjukkan "kelemahan" itu di hadapan para
prajuritnya.
Adapun "The Woman King" merupakan adaptasi dari cerita yang
ditulis oleh Stevens bersama Maria Bello pada tahun 2015 setelah ia mengunjungi
Benin, tempat di mana Kerajaan Dahomey diduga berada beberapa abad lalu.Asal
usul Agojie tidak didokumentasikan secara lengkap, namun para akademisi
menduga mereka lahir karena kebutuhan. Kerajaan Dahomey, yang dikenal karena
perang strategis dan serangan budak mereka, mencoba melawan dengan merekrut dan
melibatkan wanita ke dalam jajaran militer. Setiap wanita yang belum menikah
bisa terdaftar.
Secara keseluruhan, "The
Woman King" bukan hanya sekadar soal peperangan, kekuatan, dan perempuan.
Namun, film ini menggali lebih dalam ke ketukan dramatis yang sudah dikenal --
yang bersandar pada tema umum soal cinta, persaudaraan dan komunitas, serta
moralisme yang jelas.
Prajurut Perempuan Papua.
Perjuangan perempuan Papua dalam
mempertahankan harkat dan martabat orang asli papua, sudah lama dilakukan sejak
manusia papua ada di muka bumi papua yang di tandai dengan kisah perempuan
papua mengembangkan budaya pertanian tradisional,membuat anyaman serta pakaian
tradisional,mempertahankan ekonomi kerakyatan tradisional papua menciptakan
yang menjadi pewaris Tanah Air Adat Papua dari dahulu kala hingga saat ini.
Peran perempuan papua dalam kanca
polotik papua terus berkembang ke arah yang modern, dimana pada tahun 1950-an
hingga tahun 1961 ketika belanda memberikan ruang politik yang seluas-luasnya
kepada Orang Asli Papua terlihat dalam barisan anggota Nieuw Guinea Raad (Dewan
Perwakilan Rakyat di masa pemerintahan belanda atas wilayah Papua) ada seorang
perempuan atas nama Hanasby Tokoro yang menjadi anggota New Guinea Raad.pada
perkembanganya beliau juga terlibat sebagai salah satu Anggota Komite Nasional
Papua yang turut membahas tentang perangkat kenegaraan Negara West Papua yang
dilegalkan menggunakan peraturan pemerintah pada masa pemerintah Belanda atas
Papua yang selanjutnya disebut sebagai Nenagara Boneka Buatan Kolonial Belanda
oleh Presiden Repiblik Indonesia pada poin pertama isi Trikora yang dicetuskan
pada tanggal 19 Desember 1961 di Alun-alun Yogyakarta.
Selanjutnya pada tahun 1980-an
melalui nyanyian-nyanyian ratapan dan bala kemanuasiaan Oksilia Nonim
(Doktoranda pertama di Bidang Antropologi) selain itu Mama Yoseph Alomang yang
awalnya menjadi korban kekejaman Militeristik berdiri menjadi pejuang politik
Papua. Dan kemudian pada 1990-an bersamaan dengan Gerakan Reformasi Indonesia,
banyak perempuan papua yang terlibat dalam HAM Orang Asli Papua seperti yang
dilakukan pejuang perempuan papua sebelumnya melalui organisasi Aliansi
Mahasiswa Papua (AMP) dan juga Parlemen Jalanan di papua.
Terlepas dari itu,ada mama Tineke
Rumkabu dan Insar-Insar di Biak berdiri Bersama para pejuang HAM di manara Air
memperjuangkan hal politik Orang Asli Papaua, Mama Tineke Rumkabu dan
kawan-kawan hingga menggelar Pengadilan Rakyat Internasional Australia. pada
Tahun 2000-an keatas terlihat Gerakan Mama Papua yang tergabung dalam SOLPAP
memperjuangkan Pasar Khusus bagi Mama Papua.
Masih di Tahun 2000-an ke atas juga mulai terlihat adanya Perempua Papua Yang Menjadi Advokat perempua Puapua yang berdiri paling depan dalam memberikan bantuan Hukum terlebih khusus untuk Orang Asli Papua.pada tahun 2010-an mulai terdengar suara perempuan papua pejuang hak politik orang papua di kancah internasional.Dialah Leoni Tanggahma,Kiprah mama Leoni Tanggahma sebagai perempuan Papua pejuang hak politik Orang Asli Papua terlihat pada saat beliau ikut terlibat aktif dalam pembentukan wadah Persatuan Papua tingkat internasioanl untuk memperjuangkan hak politik Orang Asli Papua. Dan banyak sekali pejuang perempuan papua yang belum diketahui dalam memperjuangkan hak politik Orang Asli Papua.kisah perjuangan perempuan Papua di atas menunjukan kualitas politik perempuan papua yang luar biasa yang telah berjalan dari tahun 1940-an sampai dengan tahun 2022 ini.
Kesimpulan.
Dari cerita Fim ini mematahkan
seluluruh stikma buruk laki-laki di Dunia Ini terhadap Wanita bahwa, perempuan
bukanlah mahluk yang lemah.seperti yang dikatakan Pendeta Socratez Yoman dalm
bukunya yang berjudul “Perempuan bukan Budak Laki-Laki” bahwa laki-laki
dan perempuan sama-sama diberikan kuasa dan mandate penuh dari Tuhan Allah
untuk menguasai seluruh ciptaan Tuhan.Bukan untuk saling menguasai dan menindas
dan meremehkan sesamea manusia. Prempuan papua hari ini harapan untuk masa
depan,banyak perempuan papua yang telah memperjuangkan hak-hak orang asli papua
dan Sebagian telah gugur dari perjuangan untuk membela Tanah Air West Papau
akan tetapi banyak perempuan papua juga yang telah lahir sebagai pejuang untuk
melanjutkan perjuangan demi membebaskan Tanah leluhur west papua.
Untuk perempuan papua yang telah
lahir sebagai pejuang hari ini,saya ucapkan selamat datang di surga yang
terlantar. jangan lupa untuk memperjuangkan hak hidup Orang Asli Papua,yang
telah kau lahirkan sebagai manusia namun Mereka labeli sebagai
Teroris,Moyet,dan lain sebagainya.kami berharap suapay ke depan ada banyak
pejuang perempuan papua yang harus mengihilangkan stigma penjajah itu untuk
menuju kebebasan sejati .Kemerdekaan itu hal yang pasti maka kita harus
berjuang untuk membebaskan Manusia,Hidup Perempuan Papua.
·
Lembaga Darut Tauhid, Kiprah Muslimah dalam
Keluarga Islam, cetakan 1 (Bandung: Penerbit Mizan, 1990), 30.
·
"The Woman King" melakukan
pemutaran perdana dunianya di Festival Film Internasional Toronto pada 9
September 2022, dan Sony Pictures merilis film tersebut di bioskop Indonesia
mulai dari, 5 Oktober 2022.
·
Perempuan bukan Budak Laki-Laki (Dr. Socratez
Yoman)
·
Wikipedia.
·
Suara Papua.