Rumahku bukan Tanah kosong
Di matrik kota ini,ku membacang sakitnya jeruji besi, yang tak memberi ruang untuk merasakan dan melihat indahnya Nabastala.
ku biarkan kau merajalela di rumahmu Tanpa melihat kalbu ini, yang kian kali datang dan jujur tentang para gorilya di rumahnya, Sebab rumahnya di kena bencana yang datang silih berganti.
Namun tak juga didengar deritan itu,deritan itu kini tumbuh menjadi luka,luka yang bernama LUKA BATIN,ku terdayuh melihat pemilik rumah,
Rumah mereka tak Kalis pula seperti dahulu,kini sirna sebuah harapan, hingga harus gelabah melihat genosida,
Citta anak bangsa pun dijadikan lelucon oleh para benawat istana negara,pada siapa lagi kita harus mengadu keluh ini,
Seolah tak punya harapan di negeri sulap ini, sepertinya kita tak punya ruang..iya memang kita td punya ruang di sini kawan.
Semoga Bagaskara yang terbit dari ufuk timur itu, membakar semangat pejuang untuk selalu teguh dan pertahankan posisi.
Walau kadang tak Sudi untuk membacang kerasnya alur kehidupan ketika harus berada di jalan untuk membela,suara yang tak tersampai.
Sampai kapan Mala ini terus jadi luka batin,kita harus akhiri,iya harus akhiri.jang buat tunas muda merasakan sakit yang sama.
Biarkan Dia tenang dan harsa di rumahnya...Geni ini su nyala, biarkan Dia berkibar tanpa gelisah,sang bintang kejora...
Di Indonesia 29/03/2022
Sehend